Sumber foto: doc. pribadi

Yogyakarta— Mahasiswa KKN Anak Bangsa Reguler 97 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan presentasi program kegiatan. Acara ini dilaksanakan pada (27/7) melalui zoom meeting dan dihadiri oleh mahasiswa KKN Anak Bangsa VII, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dari UAD dan Universitas Muhammadiyah Buton serta kepala divisi KKN Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta Selatan.

KKN Anak Bangsa VII 2022 terbagi menjadi dua unit. Masing-masing ketua unit menyampaikan program kerja yang akan dilaksanakan di Sulawesi Tenggara tepatnya di Desa Bola dan Desa Wawoangi. Satu persatu program dari KKN Anak Bangsa dipaparkan oleh Ilham selaku ketua unit satu. Presentasi kedua disampaikan oleh ketua unit dua yaitu Praja. Paparan presentasi yang disampaikan oleh masing-masing ketua unit mendapat saran dan masukan serta tambahan dari DPL dan LPPM.

Beni Suhendra Winarso menuturkan beberapa masukan untuk keberlangsungan program kerja yang akan dilaksanakan oleh KKN Anak Bangsa VII. Ia juga menyampaikan informasi-informasi mengenai program kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh masing-masing mahasiswa.

“Setiap individu, setiap mahasiswa harus melakukan kegiatan sebanyak 8200 menit dan untuk kegiatan tematik itu adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama. Namun, kegiatan untuk poin A, B, dan C yaitu keilmuan, keagamaan, seni dan olahraga itu setiap mahasiswa harus memiliki idenya masing-masing dan programnya masing-masing begitu,” ujar Beni yang merupakan perwakilan dari LPPM UAD.

Tambahan dan masukan yang lain yaitu disampaikan oleh Hardin selaku Kepala LPPM Universitas Muhammadiyah Buton. Hardin menyampaikan saran dan masukan mengenai permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat.

“Saran saya untuk melengkapi atau merubah misalnya, kalau bisa format program kerja KKN dikirimkan dulu kepada kami di Buton. Berikutnya, tadi saya melihat terdapat pelatihan wudhu. Permasalahan yang terjadi di masyarakat Buton yaitu masih sulitnya memandikan jenazah wanita. Oleh karena itu, dapat diadakan program pelatihan perawatan jenazah terutama bagi ibu-ibu di Buton. Selanjutnya, yang saya lihat tadi adanya program pengembangan digitalisasi di Desa Bola. Sekadar informasi bahwa Desa Bola sampai saat ini masih kesulitan dalam jaringan. Jadi jika dibilang 3T, Desa Bola termasuk tertinggal karena kesulitan dalam jaringan. Dari hal tersebut, solusi apa yang kira-kira bisa ditawarkan oleh teman-teman KKN? Harapannya dari kegiatan mahasiswa ini dapat membantu melayangkan usulan ke pemerintah supaya dapat diadakan jaringan di desa-desa agar lebih maju lagi,” ungkap Hardin saat membersamai presentasi program KKN Anak Bangsa VII.

Hal itu ditanggapi oleh DPL dari UAD yaitu Rina Ratih, mahasiswa diminta untuk bisa menyesuaikan program-program yang akan dilaksanakan di tempat KKN tersebut.  “Jadi, untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan daring mungkin bisa dihindari dan diganti dengan program-program lainnya yang lebih dibutuhkan,” tutur Rina Ratih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *